First Edition
Berhati-hatilah dengan yang namanya
“sahabat menjadi cinta”. Tahukah kalian? Kalau sampai itu terjadi, persahabatan
kalian akan rusak. Seperti api yang awalnya membara lalu padam seketika, tanpa
ada pemicu. Sungguh ironis bukan?
Aku mengajari diriku sendiri, agar
jangan sampai melakukan hal itu. Namun, aku hanyalah manusia biasa. Yang juga
pasti memiliki naluri untuk menyayangi. Dengan gamblangnya, aku lancang
menyayangi sahabatku sendiri. Dan bagiku, itu merupakan kesalahan terbesarku.
Perdebatan hebat sempat terjadi antara kita. Tapi, pada akhirnya kita sama-sama
mengalah. Mendinginkan amarah masing-masing.
Sahabatku itu terlalu baik. Bahkan
sangat baik. Aku benar-benar merasa menjadi orang yang paling beruntung di
dunia karena memiliki sahabat seperti dia. Dia dengan mudahnya memahami.
Memaafkan semua kesalahanku. Yah, walaupun tidak secara langsung aku mengatakan
permintaan maaf. Tapi, dia cukup pengertian. Aku sangat dan sangat berterima
kasih padanya.
Ketika aku terpuruk, dia selalu
membuat tawaku kembali. Ketika aku membutuhkan saran, dia selalu memberikannya
dengan sebuah ketulusan. Aku bersyukur kepada Allah SWT yang sudah memberikanku
seorang sahabat seperti dia.
Perjalanan yang cukup panjang aku
mengenalnya. Basket adalah hobinya. Dia adalah sesosok orang yang sangat
simple. Kesederhanaan pun ada dalam dirinya. Sampai-sampai aku belum menemukan
sisi buruk yang ada dalam dirinya.
Aku selalu berdoa, agar kelak dia
mendapatkan seorang wanita yang dicintainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar