Aku berusaha menandainya, seberapa keras dia berusaha. Dan sungguh menakjubkan disaat orang-orang disekelilingku lelah dan tak sanggup lagi mendengarkan materi yang disampaikan oleh dosenku. Tapi dia tetap bersikukuh sekaligus bersitegang. Aku sungguh interest sama usaha dia tetap terjaga di sela-sela kelelahan yang mencekam.
Mungkin dia ingin menunjukkan, semua orang juga bisa dan pasti bisa jika mereka mau berusaha. Karena dia juga manusia biasa, memiliki kesamaan makan nasi dan tinggal ditempat yang sama. His effort makes me interest.
Dia mencoba mengajari kita arti dan makna dari "Man Jadda Wajada" karena mantra itu telah dia buktikan.
Sekarang hubungannya denganku, apakah aku bisa berusaha sekeras dia ? Sedangkan untuk management of time saja aku tak cukup baik.
Tapi, aku berpikir kembali. Ini semua untuk kedua orang tuaku. For my parents. Jika bukan karena beliau, aku, kita, kamu takkan pernah berada disini, didunia ini.
My Little Diary
About me, myself, my family, my best friend, my friend, and the last my love :)
Rabu, 05 Maret 2014
Minggu, 23 Februari 2014
Sabtu, 22 februari 2014
Hari yang cukup melelahkan namun menyenangkan. Di isi
shopping, sama hangout bareng temen-temen. Makan yang namanya mie setan
ditambah es genderuwo, ditengah hujan deras mengguyur dengan badan basah kuyup…
Oh itu adalah hala yang paling mengasyikkan dalam hidupku,
sampe lelahnya tak terasa.. hanya berbekal kebersamaan dengan kawan-kawan
seperjuangan, masa-masa sulit bisa terlewati..
Aku tak bisa mengungkapkan banyak kata, hanya makna yang
dalam..
Dengan mereka, aku bisa sejenak melupakan masalah hati.
Dengan mereka, aku merasa tak perlu memikirkan hal yang tak penting. Karena aku
merasa mereka memberiku warna, dan warna ini belum aku temukan dimanapun..
Campuran budaya yang kental membuat jalinan tali
silaturrahim kita semakin erat, takkan ada pembeda diantara kita.. semua sama.
Itulah indahnya warna yang aku dapatkan..
Yah walaupun terkadang aku masih merasa kesepian,
Tapi sepi itu bisa sedikit terobati dengan canda tawa
mereka, guyonan mereka..
Mungkin ini yang bisa aku tuliskan sementara ini, aku masih
punya segudang cerita lainnya yang wajib aku tuangkan disini..
Second Edition
Dia adalah seorang sahabat sekaligus kakak yang baik. Marah
seperti ayah. Terkadang mengesalkan seperi bocah. Aku punya panggilan akrab
buat dia “koyaa”. Disetiap alunan doaku, aku berharap dia bisa bersama wanita
yang dicintainya. Sungguh, dia berhak mendapatkannya..
Terlalu rumit untuknya menjalani semua ini, dia butuh
seseorang disampingnya yang kelak akan selalu mensupport dia..
Sebagai seorang teman, sahabat, ataupun adik. Aku terlalu
banyak menyusahkannya..
Tapi, kenapa dia tak pernah lelah dengan semua tingkahku ?
Aku berharap dia lelah lalu memarahiku dan kemudian
membenciku, tapi dia terlalu baik..
Sekali dia marah, pasti semua orang takut. Mungkin sih ? aku
belum lihat soalnya.. hehe
Dia orangnya simple banget, dan nggak terlalu ambil pusing.
Selagi masalah itu mudah diselesaikan, dia akan menyelesaikannya. Dia tak suka
hal-hal yang rumit. Kakak koya kakak koya..
See u tomorrow
First Edition
First Edition
Berhati-hatilah dengan yang namanya
“sahabat menjadi cinta”. Tahukah kalian? Kalau sampai itu terjadi, persahabatan
kalian akan rusak. Seperti api yang awalnya membara lalu padam seketika, tanpa
ada pemicu. Sungguh ironis bukan?
Aku mengajari diriku sendiri, agar
jangan sampai melakukan hal itu. Namun, aku hanyalah manusia biasa. Yang juga
pasti memiliki naluri untuk menyayangi. Dengan gamblangnya, aku lancang
menyayangi sahabatku sendiri. Dan bagiku, itu merupakan kesalahan terbesarku.
Perdebatan hebat sempat terjadi antara kita. Tapi, pada akhirnya kita sama-sama
mengalah. Mendinginkan amarah masing-masing.
Sahabatku itu terlalu baik. Bahkan
sangat baik. Aku benar-benar merasa menjadi orang yang paling beruntung di
dunia karena memiliki sahabat seperti dia. Dia dengan mudahnya memahami.
Memaafkan semua kesalahanku. Yah, walaupun tidak secara langsung aku mengatakan
permintaan maaf. Tapi, dia cukup pengertian. Aku sangat dan sangat berterima
kasih padanya.
Ketika aku terpuruk, dia selalu
membuat tawaku kembali. Ketika aku membutuhkan saran, dia selalu memberikannya
dengan sebuah ketulusan. Aku bersyukur kepada Allah SWT yang sudah memberikanku
seorang sahabat seperti dia.
Perjalanan yang cukup panjang aku
mengenalnya. Basket adalah hobinya. Dia adalah sesosok orang yang sangat
simple. Kesederhanaan pun ada dalam dirinya. Sampai-sampai aku belum menemukan
sisi buruk yang ada dalam dirinya.
Aku selalu berdoa, agar kelak dia
mendapatkan seorang wanita yang dicintainya.
Sabtu, 15 Februari 2014
Saat sepi melingkupiku dengan lihainya. Aku tak menyangka
bahwa saat itu aku sedang merindukan seseorang. Saat nada-nada rindu
menggeliat. Aku tak menyangka bahwa saat itu aku kesepian. Dua kata tergabung
menjadi satu. Sepi adalah rindu. Dan rindu adalah sepi. Bahkan alang-alang pun
tahu, kerinduan ini mengandung sepi mencekam. Hatiku kikuk berkata “aku
merindukanmu”. Aku memandang sekeliling. Lalu berdiri diantara padang hijau nan
luas. Sesekali menyiratkan hawa dingin. Hembusan angin menambah panorama tempat
ini.
Tapi…
Aku benar-benar sedang tak ada disana. Itu hanyalah ilusi…
Karena aku berusaha menjadikan rindu ini ilusi..
Realitanya
Pantaskah aku berbicara kalau aku merindukanmu..
Pantaskah hati ini menyayangimu..
Apakah lancang jika aku menginginkanmu seperti dulu ?
Apakah aku munafik jika aku masih disini menunggumu ?
Lalu, inikah kamu ?
Beginikah caramu melupakanku, dengan mudahnya..
Sungguh sulit bagiku untuk memahami semua ini,
Akankah cinta dan kasih sayangmu bertahta seperti dulu..
Dan masihkah tersisa harapan untukku..
Kelak ketika waktunya telah tiba, akankah kamu menjemputku..
Sia-siakah aku menunggumu ?
Karena dalam setiap doaku terselip kekagumanku terhadap
dirimu..
Dan ternyata kamulah seseorang yang bisa menggantikannya,
Bertahun-tahun lamanya aku menunggu kemantapan hati untuk
melupakannya..
Dan akhirnya, aku bisa !
Karena aku menemukanmu, menemukanmu untuk menungguku dimasa
kelak..
Saat yang haram menjadi halal..
Sanggupkah kamu ?
Sanggupkah aku ?
Sanggupkah kita ?
Melihat kondisi yang seperti ini,
Aku merasa sia-sia, berada di ambang, dan tak ada harapan
tuk bersama di hari esok..
Langganan:
Postingan (Atom)