Rabu, 05 Maret 2014

You

Aku berusaha menandainya, seberapa keras dia berusaha. Dan sungguh menakjubkan disaat orang-orang disekelilingku lelah dan tak sanggup lagi mendengarkan materi yang disampaikan oleh dosenku. Tapi dia tetap bersikukuh sekaligus bersitegang. Aku sungguh interest sama usaha dia tetap terjaga di sela-sela kelelahan yang mencekam. 
Mungkin dia ingin menunjukkan, semua orang juga bisa dan pasti bisa jika mereka mau berusaha. Karena dia juga manusia biasa, memiliki kesamaan makan nasi dan tinggal ditempat yang sama. His effort makes me interest. 
Dia mencoba mengajari kita arti dan makna dari "Man Jadda Wajada" karena mantra itu telah dia buktikan. 
Sekarang hubungannya denganku, apakah aku bisa berusaha sekeras dia ? Sedangkan untuk management of time saja aku tak cukup baik. 
Tapi, aku berpikir kembali. Ini semua untuk kedua orang tuaku. For my parents. Jika bukan karena beliau, aku, kita, kamu takkan pernah berada disini, didunia ini. 
 

Minggu, 23 Februari 2014

Sabtu, 22 februari 2014



Hari yang cukup melelahkan namun menyenangkan. Di isi shopping, sama hangout bareng temen-temen. Makan yang namanya mie setan ditambah es genderuwo, ditengah hujan deras mengguyur dengan badan basah kuyup…

Oh itu adalah hala yang paling mengasyikkan dalam hidupku, sampe lelahnya tak terasa.. hanya berbekal kebersamaan dengan kawan-kawan seperjuangan, masa-masa sulit bisa terlewati..

Aku tak bisa mengungkapkan banyak kata, hanya makna yang dalam.. 


Dengan mereka, aku bisa sejenak melupakan masalah hati. Dengan mereka, aku merasa tak perlu memikirkan hal yang tak penting. Karena aku merasa mereka memberiku warna, dan warna ini belum aku temukan dimanapun..


Campuran budaya yang kental membuat jalinan tali silaturrahim kita semakin erat, takkan ada pembeda diantara kita.. semua sama. Itulah indahnya warna yang aku dapatkan..

Yah walaupun terkadang aku masih merasa kesepian,

Tapi sepi itu bisa sedikit terobati dengan canda tawa mereka, guyonan mereka..


Mungkin ini yang bisa aku tuliskan sementara ini, aku masih punya segudang cerita lainnya yang wajib aku tuangkan disini..

Second Edition



Dia adalah seorang sahabat sekaligus kakak yang baik. Marah seperti ayah. Terkadang mengesalkan seperi bocah. Aku punya panggilan akrab buat dia “koyaa”. Disetiap alunan doaku, aku berharap dia bisa bersama wanita yang dicintainya. Sungguh, dia berhak mendapatkannya..

Terlalu rumit untuknya menjalani semua ini, dia butuh seseorang disampingnya yang kelak akan selalu mensupport dia..
Sebagai seorang teman, sahabat, ataupun adik. Aku terlalu banyak menyusahkannya.. 
Tapi, kenapa dia tak pernah lelah dengan semua tingkahku ?
Aku berharap dia lelah lalu memarahiku dan kemudian membenciku, tapi dia terlalu baik..

Sekali dia marah, pasti semua orang takut. Mungkin sih ? aku belum lihat soalnya.. hehe
Dia orangnya simple banget, dan nggak terlalu ambil pusing. Selagi masalah itu mudah diselesaikan, dia akan menyelesaikannya. Dia tak suka hal-hal yang rumit. Kakak koya kakak koya..
See u tomorrow

First Edition

First Edition
Berhati-hatilah dengan yang namanya “sahabat menjadi cinta”. Tahukah kalian? Kalau sampai itu terjadi, persahabatan kalian akan rusak. Seperti api yang awalnya membara lalu padam seketika, tanpa ada pemicu. Sungguh ironis bukan? 

Aku mengajari diriku sendiri, agar jangan sampai melakukan hal itu. Namun, aku hanyalah manusia biasa. Yang juga pasti memiliki naluri untuk menyayangi. Dengan gamblangnya, aku lancang menyayangi sahabatku sendiri. Dan bagiku, itu merupakan kesalahan terbesarku. Perdebatan hebat sempat terjadi antara kita. Tapi, pada akhirnya kita sama-sama mengalah. Mendinginkan amarah masing-masing. 

Sahabatku itu terlalu baik. Bahkan sangat baik. Aku benar-benar merasa menjadi orang yang paling beruntung di dunia karena memiliki sahabat seperti dia. Dia dengan mudahnya memahami. Memaafkan semua kesalahanku. Yah, walaupun tidak secara langsung aku mengatakan permintaan maaf. Tapi, dia cukup pengertian. Aku sangat dan sangat berterima kasih padanya.
Ketika aku terpuruk, dia selalu membuat tawaku kembali. Ketika aku membutuhkan saran, dia selalu memberikannya dengan sebuah ketulusan. Aku bersyukur kepada Allah SWT yang sudah memberikanku seorang sahabat seperti dia. 

Perjalanan yang cukup panjang aku mengenalnya. Basket adalah hobinya. Dia adalah sesosok orang yang sangat simple. Kesederhanaan pun ada dalam dirinya. Sampai-sampai aku belum menemukan sisi buruk yang ada dalam dirinya.
Aku selalu berdoa, agar kelak dia mendapatkan seorang wanita yang dicintainya.


Sabtu, 15 Februari 2014



Saat sepi melingkupiku dengan lihainya. Aku tak menyangka bahwa saat itu aku sedang merindukan seseorang. Saat nada-nada rindu menggeliat. Aku tak menyangka bahwa saat itu aku kesepian. Dua kata tergabung menjadi satu. Sepi adalah rindu. Dan rindu adalah sepi. Bahkan alang-alang pun tahu, kerinduan ini mengandung sepi mencekam. Hatiku kikuk berkata “aku merindukanmu”. Aku memandang sekeliling. Lalu berdiri diantara padang hijau nan luas. Sesekali menyiratkan hawa dingin. Hembusan angin menambah panorama tempat ini.
Tapi…
Aku benar-benar sedang tak ada disana. Itu hanyalah ilusi…
Karena aku berusaha menjadikan rindu ini ilusi..

Realitanya



Pantaskah aku berbicara kalau aku merindukanmu..
Pantaskah hati ini menyayangimu..
Apakah lancang jika aku menginginkanmu seperti dulu ?
Apakah aku munafik jika aku masih disini menunggumu ?
Lalu, inikah kamu ?
Beginikah caramu melupakanku, dengan mudahnya..
Sungguh sulit bagiku untuk memahami semua ini,
Akankah cinta dan kasih sayangmu bertahta seperti dulu..
Dan masihkah tersisa harapan untukku..
Kelak ketika waktunya telah tiba, akankah kamu menjemputku..
Sia-siakah aku menunggumu ?
Karena dalam setiap doaku terselip kekagumanku terhadap dirimu..
Dan ternyata kamulah seseorang yang bisa menggantikannya,
Bertahun-tahun lamanya aku menunggu kemantapan hati untuk melupakannya..
Dan akhirnya, aku bisa !
Karena aku menemukanmu, menemukanmu untuk menungguku dimasa kelak..
Saat yang haram menjadi halal..
Sanggupkah kamu ?
Sanggupkah aku ?
Sanggupkah kita ?
Melihat kondisi yang seperti ini,
Aku merasa sia-sia, berada di ambang, dan tak ada harapan tuk bersama di hari esok..